Mengukir Sebuah Catatan Hidup


Menulislah maka kau akan abadi, dengan menulis kita bisa memahat sejarah. Menulis ibarat lilin yang menyala dan menerangi kegelapan. Menulis itu menciptakan sebuah medan tempur yang penuh kebebasan, bebas berimajinasi, dan berkreatifitas. Medan tempur milik penulis, adalah area yang cuma miliknya sendiri. Kekuasaannya mutlak, tidak dapat diganggu gugat. Ketika proses peperangan dikobarkan (dalam medan tempur), maka tak ada orang lain berhak campur tangan : tak ada teman, tak ada sahabat, tak ada saudara; apalagi musuh.

Di zaman yang serba modern saat ini, sangat sulit merangkul orang lain yang haus akan ilmu. Perang idealisme sangat kita butuhkan, oleh karena itu kita harus mempunyai kemampuan menuliskan gagasan atau pendapat kita ke dalam sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang dapat di nikmati oleh orang banyak. Saya bukanlah seorang yang berbakat dalam bidang jurnalistik, dan bukanlah seorang yang maniak dengan buku. Tak ada salahnya mencoba sesuatu yang akan menjadi tantangan kita.

Membungkus sebuah pemikiran atau ide ke dalam sebuah tulisan yang menarik dan renyah, tak semudah yang kita bayangkan. Di saat ide menggumpal menjadi satu dalam otak, di saat insprasi datang dan jiwa meluap. Seolah-olah semua itu ingin kita tumpahkan ke dalam racikan tulisan, dengan bumbu yang lezat. Tiba-tiba jari-jari ini kaku, dan serasa sulit untuk menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang dapat di pahami.

Otak serasa tumpul dan pikiran terkunci. Kemanakah gerangan ide-ide itu lari...?
Tangan tak kuasa bergerak, pikiran seolah-olah mati, hanya kaki lah yang tergerak seakan ingin mengejar larinya ide. Di situlah letak kesulitan kita menuangkan sebuah gagasan-gagasan. Adakah solusi untuk itu semua...? Semua pasti ada jalan, tinggal bagaimana kita mencoba mencari titik pencerahan.

Inspirasi datang dengan sendiri, tanpa harus kita mengundangnya. Namun secepat itu ia datang, maka akan secepat itu pula ia pergi. Di saat ia datang, jangan pernah sekalipun mencoba untuk mengusirnya. Sambut ia dengan baik, dan susunlah ia menjadi sebuah susunan cerita, yang akan dinikmati banyak orang.

Tulisan dapat menghipnotis pembacanya, membuatnya tertawa, menangis, bahkan membuatnya bingung dan diam seribu bahasa. Inilah kehebatan dari penggalan-penggalan huruf yang terdiri dari huruf A hingga Z.
Seakan tulisan menjadi penyulap dan penghipnotis.

Di saat inspirasi kita hilang, cobalah untuk membuat satu paragraph, maka dengan sendirinya kita akan menemukan banyak ke ajaiban". Dari sini kita mencoba menerapkan ketika pikiran terkunci. Metode ini mudah mudahan dapat menjadi kunci pembuka pikiran yang mati dan terkunci.

Itulah sejuta keajaiban yang kita temukan di saat kita menulis. Dengan menulis kita mencoba mengukir sejarah hidup yang akan menjadi saksi hidup kita kelak. Tanamkan dari sekarang, kecintaan kita mendokumentasikan sesuatu dalam sebuah cerita. Adalah merupakan sebuah kebanggan tersendiri ketika kita mampu mengubah puluhan abjad menjadi alinea cerita. Ketika kita mampu menyalurkan energi positif kepada orang lain, maka kita telah berhasil memberikan setruman kepada orang lain yang membaca tulisan kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Mengukir Sebuah Catatan Hidup"

Posting Komentar